Kabar Desa

2 Tahun Idap Tumor, Mahasiswi PAI IAIN Madura Harapkan Uluran Tangan untuk Pengobatan

Diterbitkan

-

BANTUAN: Kondisi mahasiswi PAI IAIN Madura. (memontum.com/azm)

Memontum Pamekasan – Siti Qomariyah, mahasiswi semester 8, Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Madura, warga Desa Ambat, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan-Madura, sejak 2 tahun ini mengidap tumor di bagian lututnya. Nasib yang dialami Qomariyah, pun sempat viral seusai Camat Tlanakan-Pamekasan mengunggah fotonya di akun sosial media WhatsApp (WA).

Ayah Siti Qomariyah, Muhtar, mengatakan bahwa semula putrinya terjatuh hingga membuatnya patah tulang. Dari situ, kemudian dibawa ke sangkal putung dan sembuh.

Hanya saja, berselang beberapa waktu, anaknya kembali jatuh dan patah tulang di bagian lutut yang sama. “Selang beberapa hari dari sangkal putung kedua, lututnya kemudian bengkak dan mengeluh kesakitan. Akhirnya, dari situ kemudian saya bawa ke rumah sakit,” katanya, Sabtu (06/07/2024) tadi.

Awalnya, sambung Muhtar, dirinya mengobatkan putrinya dengan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Slamet Martodirdjo (Smart) Pamekasan, dengan dibantu Kepala Desa setempat. “Saya dibantu Pak Kades, untuk mengobati anak saya. Bahkan, sampai pengobatan ke Surabaya dan terakhir kali, pihak dokter di Surabaya mengatakan kaki anak saya harus diamputasi. Namun saya berharap, ada jalan lain agar anak saya tidak sampai diamputasi,” ujarnya.

Baca juga :

Advertisement

Sementara itu, Kepala Desa Ambat, Moh Sugianto, mengaku sangat prihatin dengan nasib yang dialami salah satu warganya itu. Apalagi, pihaknya sudah membantu dengan semaksimal mungkin selama proses pengobatan dari RSUD Smart hingga ke RSUD Dr Soetomo, Surabaya.

“Sudah kami fasilitasi dan bolak balik ke Surabaya hingga sembilan kali. Kami antar dengan mobil Sigap Desa, namun terakhir orang tua dari adik Qomariyah ini tidak sanggup jika anaknya harus diamputasi,” jelasnya.

Akhirnya, dirinyapun mencoba mencari informasi dari berbagai pihak agar Qomariyah tidak sampai diamputasi. Alhasil, dirinya mencoba ke Rumah Sakit Ortopedi di Solo Jawa Tengah. “Namun, kami kesusahan masalah biaya. Kalau kami dari pemerintah desa, itu tidak sanggup untuk membantu dari segi finansial. Sebab, biayanya sangat mahal. Sedangkan beliau (orang tua Qomariyah), sehari-harinya hanya sebagai petani dan mengajar anak-anak ngaji di sekitar sini,” tambahnya.

Untuk membantu kebutuhan finansial nasib warganya itu, lanjut Sugianto, pihaknya sudah mencoba meminta bantuan dari Pemerintah Kabupaten Pamekasan melalui Camat Tlanakan. “Kalau menggunakan BPJS, ini tidak bisa. Karena bukan atas rujukan dari rumah sakit. Saya berharap, nasib adik Qomariyah ini ada yang membantu agar bisa berobat tanpa harus di amputasi,” paparnya.

Sementara itu, Camat Tlanakan, Nurhidayati Rasuli, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya sudah membantu untuk berkoordinasi dengan Pemkab dan juga dengan pihak Kampus IAIN Madura. “Kemarin kami sudah bantu menguruskan penyelesaian KKNnya. Bahkan, pihak kampus sudah membolehkan Qomariyah ikut KKN di desanya. Karena kebetulan saat ini, di Tlanakan kebagian untuk ditempatkan KKN,” jelasnya. (azm/gie)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Trending

Lewat ke baris perkakas